Fly to Wonderland

Apa hal paling menarik yang hampir pasti disukai dan dilakukan oleh setiap orang? Berimajinasi. Ya, berimajinasi mungkin terdengar kekanakan dan remeh, tetapi tahukah bahwa dari hal seperti imajinasi itulah kemudian manusia dapat menciptakan banyak hal luar biasa yang mungkin tidak bisa dibayangkan sebelumnya. Misalnya saja pesawat terbang. Pesawat terbang adalah hal yang mustahil dahulu, akan tetapi sekarang menjadi hal yang bermanfaat bagi banyak manusia di bumi. Bagaimana kemudian pesawat itu tercipta? Tak lain dan tak bukan adalah karena manusia bermajinasi tentang bagaimana jika mereka terbang di atas langit. Ya, sesederhana itu saja, tetapi dari sanalah kemudian tercipta apa yang kita sebut hari ini sebagai bagian dari keajaiban.

mg_5553
Town of the Wonderland. Source: http://www.muhtomumble.com

Hari ini aku masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Dan seperti kebanyakan pelajar ataupun mahasiswa, kita biasanya memiliki Dosen favorit, maka begitu pun aku. Ya, aku memiliki satu Dosen yang sangat aku hormati dan tentu termasuk dalam list orang-orang yang aku ingin berikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Menjadi berbeda adalah suatu hal yang menarik, tetapi terkadang akan ada rasa kesepian karena tak seorang pun yang mungkin bisa memahami jalan pikiranmu. Mereka akan menganggap diri kita aneh karena apa yang kita pikirkan tidak bisa dicerna dengan baik oleh mereka. Dan aku adalah salah satunya. Aku terus berpikir bahwa aku adalah bagian dari mayoritas. Aku berusaha menjadi seseorang yang mungkin bisa mereka terima, tetapi kemudian jika itu yang aku lakukan maka pusat hidupku akan ada di tangan mereka, dan jelas aku tidak menghendaki hal itu. I need to stand as myself allow. Itu yang kemudian aku pilih, maka apa? Yes, you will be a minority and will be alone too. It is okay when you just talk to the small comunity or the bad one is, talk to yourself or your book. Hal itu kemudian terkikis sedikit demi sedikit ketika aku mulai menemukan mereka satu persatu, dan beliau adalah salah satunya. Ya, kami memiliki kegelisahaan yang sama. Aku terus berpikir mungkinkah itu bisa diubah atau justru lari menghindar saja untuk mendapatkannya. Namun, setelah melihat beliau, aku yakin masih ada kemungkinan untuk berubah, meskipun kecil.

grandtourofswitzerland_de
Wonderland Railway. Source: http://www.swissrailways.com

Di salah satu kelas beliau menyampaikan bahwa kalian itu sudah mahasiswa bukan anak Sekolah Dasar lagi. Jadi, yang namanya pembelajaran pun akan berbeda pula. Hari ini bukan lagi zamannya menghafal Pancasila ada berapa dan apa bunyinya, tetapi apa makna dan esensi dari pancasila itu sendiri. Ya, kalian sudah di Perguruan tinggi bukan Sekolah Dasar lagi. Karena itulah kemudian beliau menggunakan sistem belajar analistis dan bukan menghafal. Itu bukan porsi mahasiswa lagi, begitu kata beliau. Karena di usia kita inilah waktu yang sangat tepat untuk berimajinasi. Dan aku membenarkan itu. Ternyata masih ada ya Dosen yang mau berpikir hal semacam ini dan bukan terfokus pada pembenaran atas sudut pandang mereka sendiri. Selama menjalani masa perkuliahan, aku lebih banyak menemukan Dosen yang terus berteori dalam mengajar, ujian menghafal, dan tidak mau dibantah, maka bertemu beliau adalah surprise terbesar yang tidak bisa aku deskripsikan bagaimana senangnya.

Beberapa hari yang lalu adalah pertemuan terakhir kami di kelas karena kami akan segera menjalani ujian akhir. Hari itu beliau bercerita bahwa beliau baru saja membaca sebuah berita di salah satu portal berita. Dalam berita itu dikatakan bahwa anak-anak Indonesia belajar sangat banyak, akan tetapi ketika dinilai lewat tiga aspek yakni sains, ide dan kebiasaan membaca, kita kalah jauh ternyata dibanding negara lain. Hal itu dikarenakan kita terfokus pada kegiatan menghafal dan bukan analitis sehingga kita tidak mampu untuk berimajinasi. Akibatnya kita tidak bisa menghasilkan ide-ide cemerlang. Detik itu aku merasa de javu karena aku pernah membaca berita serupa. Nah, untuk memastikan kebenaran tersebut, aku cek langsung ke portal beritanya dan memang dituliskan demikian. Okay! Beliau mungkin  Dosen favorit aku, tetapi tidak berarti kemudian aku akan percaya segala hal yang beliau katakan. Tidak ada yang namanya kepercayaan mutlak, karena seperti kita semua tahu bahwa kepercayaan mutlak hanyalah untuk Allah semata.

Jujur, setiap kali membahas perihal pendidikan di Indonesia aku selalu merasa gemas bukan kepalang. Apa sih maunya? Mereka itu menganut siapa sih? Nggak ngerti lagi, sebenarnya mau dibawa kemana ini? Saking gemasnya, Pandji Pragiwaksono sampai membawa topik ini di tur dunianya yang bertajuk “Mesakke Bangsaku”. Mesakke itu artinya kasihan, Kasihan sekali negara ini. Di turnya dia bercerita bahwa suatu hari dia mengikuti ujian untuk mata pelajaran IPA. Nah, ada salah satu soal yang pertanyaannya “Ada berapa planet di tata surya?”. Soal ini bermodel multiple choice. Lupa kan dia ada berapa, maklum nggak menghafal. Akhirnya dia jawab aja ada 12. Salah donk jawabnnya dan oleh gurunya dia semacam dipermalukan gitu karena dari semua siswa dia doank yang salah. Tetapi apa, di kemudian hari dia menyadari bahwa dia tidak bodoh tetapi visioner. Tahu kenapa? Karena saat ini ada klasifikasi planet baru yang disebut planet kerdil dan kemudian pluto yang awalnya keluar masuk lagi. Jadi total planet yang ada di tata surya ada 12. Terus, apa gunanya dulu capek-capek menghafal, sekarang nggak terpakai lagi. Maka dari itu, pendidikan dengan menghafal bukanlah belajar. Catat itu. Bukan belajar okay. Bukan belajar. Hal itu selaras dengan artikel yang di tulis oleh Hasanudin Abdurakhman yang merupakan Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang.

Sebagai perbandingan aku akan memberi beberapa contoh, tetapi sebelum itu aku mau nanya dulu, ada yang sudah pernah menonton filmnya Rudy Habibie? Pasti udah donk. Kan udah lama rilisnya. Nah, di salah satu scene, Habibie sedang semacam berdiskusi dengan beberapa orang. Kemudian salah seorang tokoh dalam film itu menjelaskan tentang kapal selam. Beliau meminta mereka untuk menganalisis tentang alasan mengapa kapal selam yang dibuat saat itu tidak mampu untuk menahan tekanan pada kedalaman 300 meter. Saat itu Habibie berpikir keras, kenapa? Kenapa? kenapa? Hingga suatu hari Habibie sedang merebus sosis yang bentuknya bulat memanjang. Ketika beliau meniriskan sosis itu, beliau mendapati bahwa sosis yang direbusnya retak. Dari sanalah kemudian beliau mendapat jawaban atas masalah si Kapal Selam tadi. Esok harinya beliau datang ke dalam perusahaan membawa bakso berbentuk bulat dan merebusnya dihadapan teman-temannya. Melihat fenomena itu, Habibie menjelaskan bahwa yang menyebabkan keretakan pada kapal selam ketika menyelam pada kedalaman 300 meter adalah bentuknya yang elips. Buktinya adalah sosis dan bakso tadi, dimana ketika direbus sosis yang bentuknya bulat memanjang lebih mudah rusak dibandingkan dengan bakso yang berbentuk bulat. Itu loh yang namanya belajar, bukan menghafal. Dengan berpikir analitis itulah kemudian muncul ide-ide kreatif. Coba sekarang bandingkan, apa yang kamu hasilkan dari menghafal itu?

Seperti itulah bagaimana pendidikan dilaksanakan di negara-negara maju seperti Jerman dan Finlandia. Jika masih tidak percaya karena aku mengambil contoh dari sebuah film kalian bisa mengkonfirmasi langsung kepada mereka yang pernah bersekolah di Jerman. Aku udah buktikan itu karena aku punya dua teman yang pernah bersekolah di Jerman dan memang seperti itulah pendidikan di Jerman.

Kesimpulannya adalah jika apa yang kita harapkan tidak berubah maka ciptakan sendiri lingkungan yang kamu harapkan. Aku melakukan itu dan bisa berjalan dengan baik sejauh ini. Contoh kecilnya adalah dengan menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis. Serius aku selalu punya pengalaman lucu setiap kali berkutat dengan aktivitas satu ini. Entah itu dilirik aneh, dikatai sok rajin atau malah dinasehati. Jadi Setiap kali aku mulai membaca di waktu-waktu luang seperti ketika sedang mengantri misalnya, teman-teman aku selalu heboh mengingatkan untuk berhenti membaca karena menurut mereka itu akan menyita waktuku dan membuatku tidak belajar. Serius, aku ketawa terbahak-bahak setiap kali mendengar pernyataan itu. Aku nggak ngerti kenapa membaca bisa menghabiskan waktu kita. Itu teorinya siapa sih yang mereka anut, tolong dicatat. Bahkan yang lebih buruk ada yang mengatakan bahwa “gila itu orang, menghabiskan sekian belas buku dalam setahun. Nggak kuliah apa dia”. Kalau untuk ini aku nggak cuma ngakak lagi, tapi ketawa sambil guling-guling di lumpur saking konyolnya pernyataan itu dimata aku. Oke! Aku jawab ya. Yang namanya membaca tidak akan membuat kita bodoh, kehabisan waktu, apalagi tidak lulus ujian. Enggak, justru dengan membaca itulah kita bisa menjadi lebih analitis, berpendirian, tidak mudah terprovokasi, tenang dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Serunya lagi, kalian bisa mempelajari suatu ilmu bukan hanya dari satu sudut pandnag saja. Misal kalau yang aku alami, jurusan aku kan Teknik dan aku nggak suka itu. Jangankan membaca buku Teknik, denger namanya aja udah pengen aku kubur dalam-dalam di tanah, apalagi membaca buku-bukunya, beuh…the end of the world itu. So, gimana caranya aku tetap bisa belajar Teknik, tetapi tanpa perlu untuk membaca buku-buku terkutuknya itu? Gampang sekali, karena aku suka sesuatu yang vintage dan rumit-rumit seru gitu, maka aku mempelajarinya lewat buku-buku Filsafat dan Ensiklopedia. Yang nggak pernah baca pasti nggak tahu soal ini. Selain itu, kalian yang nggak terbiasa membaca nggak akan pernah tahu serunya jadi orang yang sering membaca. Kita tidak akan mudah terkejut akan sesuatu. Misal suatu waktu teman kita atau mungkin Dosen kita bercerita tentang ini, itu dan membuat heboh satu kelas, kita mungkin tidak akan terkejut lagi dan malah berpikir “oh, itu. Udah tahu beberapa tahun yang lalu”, “Ehmm…basi”, “nggak seru”, “please kalian baru pada tahu”, “OMG!” dan lainnya. Disaat teman-teman kita baru menghebohkan A, maka kita sudah berpindah dimensi menuju sesuatu yang lebih baru lagi, sehingga kita akan selalu melangkah lebih jauh dibanding mereka. Dan itu adalah poin plus yang akan membedakan kita dengan lainnya. Gimana? Keren nggak? Mau kayak gitu? Nggak ada yang instan bung, harus siap berkomitmen. Jadi, sudah siap berkomitmenkah kamu?

An-Dya

Ps: Actually I’m not in the good mood to write but I have so many idea because I learn anything this month. So, I hope you will be understand what I mean here and of course you can also learn something from this short article.

Now, mengapa judulnya “Fly To Wonderland”? Sebenarnya nggak ada arti khusus, hanya saja aku berpikir bahwa imajinasi itu identik dengan wonderland. Sesuatu yang luar biasa like a great new world and a beautiful place to go. Now I think I found my Wonderland and I hope you will find your wonderland too. That’s why I choose this title. Selain itu, judul ini juga menandai rilisnya (ciee…rilis, udah kayak album aja pakai rilis-rilis segala) corner baru aku di blog yakni “Fly to Wonderland”. Corner ini akan berisi khusus untuk cerita-cerita tentang Traveling yang sudah atau belum aku lakukan. Jika kalian ingat dulu brand (please deh lebay) yang aku pakai kan “One Fine Day” tapi itu terlalu umum, maka sekarang aku menggantinya menjadi “Fly To Wonderland”. Alasan mengapa aku pilih nama “Fly To Wonderland” adalah karena aku menyukai negara-negara dingin yang berada disekitar gunung Alpen seperti Switzerland and Germany juga Scandinavian countries. Selain itu, “Fly To Wonderland” juga lebih match jika disandingkan dengan judul blog aku, “Red Flight: Will Take You to Fly to Wonderland”. So, aku berharap kalian bisa memberikan kritik dan saran untuk tulisan-tulisanku juga blog aku.

Satu lagi, aku punya pengumuman baru bahwa nama pena-ku akan berganti lagi menjadi “An-Dya” dibacanya pakai spell Bahasa Inggris ya. Aku harap aku sudah mantap dengan name pen ini dan tidak akan mengubahnya lagi karena nama pena ini aku ambil dari namaku yang sebenarnya. Special Thanks-nya untuk guru SD aku, temannya mami yang selalu memanggil aku dengan nama ini. Makasih bu sudah memberi aku ide untuk nama pena ini. So, please give us more love and see you in Wonderland!

Recomended song: Jessica -Wonderland and Jessica-Fly

Published by Queendya_cf

Manner

5 thoughts on “Fly to Wonderland

  1. “Red Flight: Will Take You to Fly to Wonderland”
    dear, i think you can use one ‘to’ rather than put it twice… Will Take You Fly to Wonderland ..

    Like

Leave a comment