Purwokerto in 17 Hours

Tahu nggak apa hal paling penting yang harus digapai oleh manusia? Pencapaian pertama. Ya, mengapa pencapaian pertama? Karena gini, ada beberapa jenis orang yang memang sangat berprestasi di berbagai bidang. Entah bagaimana, mereka ini adalah tipe orang yang always show up and always get it. Tapi yang pasti, mereka jelas melakukan sesuatu lebih dari apa yang kita lakukan.

Lalu dimana aku? Sayang sekali, karena aku merupakan bagian dari orang-orang yang cukup sulit untuk show up. Maka bagi orang-orang seperti aku pencapaian pertama adalah hal yang sangat penting juga krusial, karena ini merupakan moment yang akan meningkatkan kepercayaan diri aku bahwa I can do what the other people do. I can be like them, Show our self and breaks the limits.

Actually I like to talk with the stranger. I don’t know why, it just great and make me know more. Termasuk acara volunteer dalam rangka memperingati Hari Aksi Nasional bersama IYOIN dan PPI Dunia. Acara ini berlangsung pada tanggal 19 November 2016 serentak di 20 kota berbeda di Indonesia. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan luar negeri kepada anak-anak sekolah dasar dengan mengajar selama 1 hari di sekolah tertentu. Selain itu, kami juga akan memberikan donasi untuk pengembangan sekolah di masa depan.

cxqctssveaajta3
Me in SDN 1 Cibuan

Nah, dari 20 kota yang ada, aku putuskan untuk memilih volunteer di Purwokerto. Ini ceritanya panjang. Jadi suatu hari aku lagi on di twitter. Saat cek timeline tiba-tiba aku nemu sebuah pengumuman untuk acara volunteer di Purwokerto yang diadain oleh IYOIN dan PPI Dunia. Tanpa pikir panjang langsung aku daftar. Beberapa waktu kemudian aku dimasukkan ke sebuah grup whatssapp. Kaget kan ya, dengan PD aku pikir yang masuk grup whatssapp udah pasti bakal diterima. Langsung aja aku sapa teman-teman di situ. Seminggu kemudian ada pengumuman baru bahwa yang akan volunteer adalah mereka yang namanya tercantum di pengumuman. Segera deh aku cek itu pengumuman dan voila… aku lolos dan konyolnya aku baru sadar kalau dari daftar 20 kota itu, Solo juga termasuk didalamnya, dan please aku yang tinggal di Solo pilih jauh-jauh dateng ke Purwokerto. Damn hell! Tapi aku kira it is okay, justru kalau aku milih di Solo nggak ada serunya karena istilahnya Solo udah terlalu biasa untuk aku, sedang jika aku pilih di Purwokerto maka ini akan jadi pengalaman yang berbeda.

Pukul 2 dini hari aku sudah tiba di Purwokerto. Karena masih ngantuk bukan kepalang tali sepatu aku sampai nyangkut di bus dan nyaris terjungkal. Tapi untungnya nggak sampai jatuh konyol, malu donk. Setelah turun dari bus dan kemudian busnya pergi tiba-tiba aku tersadar “ige mwoya??” Ya, sepanjang mata memandang yang aku lihat cuma hutan belantara. Iya, hutan belantara dengan angin yang berhembus menciptakan bunyi gemerisik layaknya film-film horor yang aku lihat jaman-jaman SD dulu. What!!! Bayangin, dini hari, jam 2 malam dan aku diturunin entah dimana yang isinya pohon-pohon tinggi mengerikan dengan penerangan minim. Panik, tentu aja. Akhirnya aku mulai berputar-putar bingung dan…terminalnya ada dibelakang aku ternyata. Jadi, sepertinya aku habis ketemu Dora dan mendadak bego pemirsa. Tidak mau berlama-lama, kemudian aku berlari-lari kecil dan masuk ke terminal dengan hiruk pikuk suara para tukang ojek yang tiap menit nawarin aku buat nganterin. Bukan sombong ya, tapi masalahnya alamatnya aja aku nggak tahu karena aku udah janjian dengan seseorang yang akan jemput aku di pagi harinya. Sialnya, mbk-mbk yang janji mau jemput aku, sepeda motornya pakai mogok segala, jadilah dia telfon aku dan bilang kalau yang mau jemput aku kak Adit. Mampus, cowok dan nggak kenal. Kombinasi yang aku pikir sial sekali. Setelah menimbang-nimbang aku hubungin kak Adit dan dia bilang memang bisa jemput. Ya udah, pasrah deh aku tungguin itu orang dan singkat cerita aku berhasil ketemu dia. Kesan pertama aku waktu lihat dia pertama kali, beda baget sama foto profilnya yang rada sangar, aslinya kak Adit ini baik banget. Malah aku sempat diajak sarapan bareng karena nggak percaya kalau aku udah makan. Jadilah kita sarapan di sebuah perempatan sambil ngobrol santai. Aku juga sempat diajak mampir kerumahnya untuk ambil perlengkapan terkait volunter.

img_20161119_054551
Menu sarapan pagi pertama saya di Purwokerto

Pukul 7 pagi kami berangkat untuk bertemu dengan teman-teman yang lain. Yang membuat aku takjub adalah mereka menyambutku dengan ramah layaknya sahabat yang udah kenal puluhan tahun. Total ada 17 orang yang berangkat dengan kombinasi 8 perempuan dan 7 laki-laki. SD tepat kami akan mengajar ada di lereng gunung Slamet. Jalannya sudah disapal tetapi yang bagian menuju SD 1 Cibuan lebar jalannya hanya cukup untuk satu sepeda motor saja dengan tikungan yang meliuk tajam. Aku yang dibonceng sama kak Nazal udah pasrah aja deh. Jatuh ya jatuh, palingan gores didikit sama pegel-pegel. Untungnya satu rombongan nggak ada yang sampai jatuh dan sampailah aku dan teman-teman di SDN I Cibuan. Tempatnya kecil tetapi asri. Jumlah siswanya hanya 18 orang dengan 3 guru dan 1 penjaga sekolah. Kami berusaha berbuat semaksimal mungkin dalam menyampaikan materi, dan mereka terlihat sangat antusias untuk tahu tentang luar negeri. Negara yang kami pilih untuk perkenalkan adalah Jerman dan Thailand karena 3 dari 17 orang yang turut voluntering pernah exchange ke dua negara itu. Yang ke Thailand aku lupa namanya kak siapa, anggap aja kak swadhee krap. Nah, untuk yang ke Jerman itu adalah Nay dan Chacha. Ini dua orang yang paling deket sama aku karena kita sama-sama suka Eropa. Untuk Nay sendiri sudah pernah pergi ke Perancis dan Praha karena dia exchange selama 1 tahun di Jerman.

Tidak hanya itu saja, IYOIN juga menghadirkan seorang bule asal Amerika untuk menyampaikan materi. Namanya Mr. Glenn Mc Graw. Beliau sudah tinggal di Purwokerto selama 15 tahun dan beristri orang Purwokerto juga. Beliau sangat ramah dan lucu.

img_20161119_105723
Mr. Glenn saat mengajar bahasa Inggris

Acara berakhir pada pukul 13.30 WIB dengan sukses. Kami kemudian makan siang bersama dan berpamitan dengan pengurus sekolah. Niat hati, aku mau langsung balik aja karena takut kemalaman, tetapi nggak ada yang mau anterin aku balik sebelum aku jalan-jalan di Purwokerto. Ya, udahlah aku ikutin aja mau mereka untuk jalan-jalan. Aku diajak ke sebuah tempat wisata di Purwokero yang namanya Air Terjun Curug. Jalannya badai, rusak parah. Aku yang lagi-lagi di bonceng kak Nazal, udah pasrah deh kalau harus jatuh dan sebagainya. Alhamdulilah kami selamat sampai tujuan. Pemandangan di Air Terjun ini sangat cantik tetapi fasilitasnya masih sangat terbatas karena baru dibuka sekitar 1 tahun. Kami menghabiskan waktu untuk ngobrol santai dan foto-foto. Setelah puas kami memilih untuk pulang. Sebelum itu, kami istirahat sebentar di sebuah masjid sekaligus perpisahan dengan teman-teman volunteer dari semarang yang akan langsung pulang. Ada kak Nazal, kak Yusuf, kak Sawadhee Krap, dan 2 kakak lainnya yang luar biasa banget. Semuanya laki-laki. Disini ada kejadian konyol. Jadi, sebelum balik semarang kak Nazal ini sempat ngomong sesuatu ke aku. Eh, yang lain malah ngira kalau aku ada sesuatu dengan kak Nazal dan mulai meledek. Padahal nggak ada apa-apa diantara aku dan kak Nazal. Sekedar teman aja di volunteer.

1479648096719
Ceritanya mau foto ala-ala girlband gitu 😀

Sekali lagi, aku juga mau langsung pulang aja tetapi mereka maunya makan dulu. Kak Yusuf bisa nganterin aku dulu sebelum balik semarang tapi karena rombongan yang sisa nggak jadi makan bareng ahirnya kak Hesti siap nganterin kau ke terminal. Kak Hesti ini mbk-mbk yang mau jemput aku di terminal tapi nggak jadi karena motornya mogok.

Sialnya begitu mau anterin aku ke terminal buat balik ke Solo, sepeda motornya kak Hesti remnya blong. Yang tersisa tinggal kak Adit, kak Mu’lif, kak Hesti dan aku. Mau nggak mau aku harus nunggu kak Mu’lif dan kak Adit buat nganterin itu motor ke bengkel terlebih dahulu, barulah setelah itu kita sholat bareng. Selama volunter aku belum banyak ngobrol sama kak Mu’lif, cuma begitu tinggal kita berempat dan dia jurusannya teknik juga. Kita mulai ngobrol banyak. Kak Mu’lif ini jurusannya Teknik mesin dan sedang berjuang untuk skripsinya. Aslinya dari Purbalingga. Saat kita lagi asik ngobrol, waktu kita udah habis karena aku harus segera balik ke Solo. Kami berpisah di depan masjid dan pulang. Kak Adit yang sekali lagi aku repotkan untuk anter aku balik ke terminal. Malah di jalan pas kita lewatin sebuah festival, aku ditawari buat maen dulu. Lah, ini orang ya ada-ada aja. Dia bilang kalau aku baliknya hari ini berarti maksimum jam dua belas malam. Jadi, dia masih mau ngajakin aku jalan-jalan keliling Purwokerto. Jiwa guidenya anak komunikasi memang daebak. Tapi aku tolak tawaran itu karena kaki udah mulai mati rasa juga. Konyolnya sesampainya di terminal, kan ada payung-payung yang disusun cantik dengan lampu kerlap kerlip gitu, eh dia nawarin aku, mau foto nggak disitu buat kenang-kenangan. Aku jawab aja kalau aku nggak alay. Dianya malah ketawa ngakak. Dan perjalanan kami berhenti sampai disitu. Kami berpisah di Terminal dan aku kembali ke Solo.

1479647902684
Bersama guru dan adik-adik SDN 1 Cibuan

Bagi aku, ini perjalanan yang luar biasa. Mereka adalah sahabat-sahabat yang sangat menginspirasi, ramah dan seru abis. Terima kasih untuk IYOIN yang sudah mempertemukan saya dengan mereka. Sampai jumpa teman-teman, semoga kita bisa berjumpa kembali di lain kesempatan. Spesial untuk Nay dan Chacha. Terima kasih karena sudah menginspirasi aku. Aku akan menyusul kalian nanti. Pesan yang aku dapatkan adalah bahwa keterbatasan bukanlah halangan. So, adik-adikku tercinta di SDN 1 Cibuan. Jangan menyerah. Kalian bisa melakukan lebih. Fighting! Satu lagi, mungkin hari ini orang akan bertanya “Can you speak English?” tetapi nanti, mereka tidak akan bertanya seperti itu lagi. Pertanyaannya akan berganti menjadi “Can you speak language except English”. So, penting untuk kita terus belajar dan mengembangkan diri. Jangan malas dan tetap semangat.

Terakhir dari IYOIN “Satu Aksi, Hidupkan Banyak Mimpi”.

See you again, see you Purwokerto

QueenDya

Published by Queendya_cf

Manner

8 thoughts on “Purwokerto in 17 Hours

  1. aju nice!! beware, from nothing can be something loohh.. hahhaha please kamu juga nggak bisa selamanya jutek ke cowok yong xD

    Like

      1. Kamu paling tahu. Salihan Mark karena terlalu ganteng. Coba dia biasa aja, saya nya pasti juga bakal biasa aja.

        Like

Leave a comment